Masih saja ingat akan diriku ini ketika diancam hukuman penjara, pengadilan dan sebagainya sampai tidak seksama mendengar omongan orang itu karena saking gugupnya diriku mendengarkata penjara.
La terus memangnya salahku apa kok sampai diancam penjara.
Singkat cerita saja ya, sedikit pengalaman pribadi biara tak panjang, tar capek nulise tangene iso puthul engko.
Ceritanya.
Sekitar pada bulan Februari atau Maret 2011 yang lalu, aku diancam hukuman penjara oleh seseornag yang sebut saja namanya TOK (nama samaran).
Singkatnya, setelah aku berusaha melakukan perbaikan fotokopi, Pak Tok ini aku sodori sebuah kartu sebagai bukti yang menyatakan bahwa mesin fotokopi telah selesai diservis.
Namun ternyata, Pak Tok ini sedang tidak berada di tempat.
Sebagai pilihan alternatifku, aku menuju ke asistennya untuk meminta sebuah tanda tangan di kartu servis tersebut. Dengan berat hati si asisten menolak untuk membubuhkan tanda tangan di kartu tersebut dengan alasan takut.
"Ditunggu saja mas, mungkin jam 1 dia akan segera datang," katanya.
"Iaya Bu, aku tunggu sampai jam 1 semoga dia lekas hadir kembali," jawabku.
Setelah jam sudah menunjukkan pukul 1, namun Pak Tok ini belum muncul juga.
Oke lah aku sabar menanti,mungkin jalanan macet atau yang lainnya.
Namun setelah jam sudah menujukkan pukul 13.30 WIB, Pak TOk ini belum muncul juga, dan akhirnya aku menuju ke asistennya lagi.
"Waduh, gimana Bu ya, ini sudah jam 13.30 kok dia belum nampak juga ya," tanyaku kepada si asiten.
"Ya ndak tahu mas, mungkin dia lagi ada perlu," katanya.
"Ditunggu saja mas, sampai dia kembali ke kantor ini," imbuhnya.
Kesal bercampur sedih mengiringi langkahku ke tempat ruang tunggu.
Terbersit di hati ini untuk membubuhkan tanda tangan sendiri ke kartu itu.
Kesal karena dia tidak segera datang, sedangkan si asisten tidak mau menggantikan tanda tangannya.
Sedih karena di lain tempat sudah ada yang menunggu untuk segera dikunjungi untuk diservis.
"Wah bagaimana ini? Masak aku harus menunggu lama?" pikirku dalam hati.
Insya Alloh berlanjut kawan soalnya sudah malam, mata sudah meredup.
Trims.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar