Siang itu Nabi Sulaiman a.s sedang berpatroli menyusuri kerajaannya yang sedang mengalami musim kemarau berkepanjangan. Sudah berbulan bulan para petani mengalami gagal panen. Sumur sumur sebagai sumber air sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari sehari untuk minum, memasak dan untuk membersihkan badan. Hewan hewan ternak sudah tinggal kulit dan tulang dan kalaupun dipotong maka sudah tidak bisa didapatkan daging sebagai bahan makanan. Anak anak kecil pada lari bertelanjang karena bahan baku kapas untuk membuat pakaian sudah sulit didapatkan.
Nabi Sulaiman a.s. mulai didatangi oleh ummatnya untuk dimintai pertolongan dan memintanya memohon kepada Allah s.w.t. agar menurunkan hujan untuk membasahi kebun-kebun,sawah sawah, sungai-sungai dan sumur sumur mereka. Maka kemudian Nabi Sulaiaman a.s mengeluarkan perintah untuk semua rakyatnya yang terdiri dari bangsa jin dan manusia untuk berkumpul di lapangan yang terletak ditengah kota untuk berdo’a memohon kepada Allah s.w.t. agar musim kering segera berakhir dan hujan segera turun.
Keesokan pagi harinya lapangan besar yang terletak ditengah kota telah dipenuhi oleh rakyat Nabi Sulaiman a.s, mereka sudah siap bermunajat dibawah pimpinan Nabi Sulaiman a.s untuk segera memohon kepada Allah agar musim paceklik bisa segera berakhir. Sesampainya Nabi Sulaiman a.s. di hadapan rakyatnya dia melihat seekor semut kecil berada di atas sebuah batu. Semut itu dalam keadaan hampir sekarat karena haus dan menahan lapar. Nabi Sulaiman a.s. kemudian mendengar sang semut mulai berdoa memohon kepada Allah s.w.t. Zat yang menunaikan segala hajat seluruh makhluk-Nya. “Ya Allah pemilik segala kekayaan, aku berhajat sepenuhnya kepada-Mu, Aku berhajat akan air-Mu, tanpa air-Mu ya Allah aku akan kehausan dan kami semua kekeringan. Ya Allah aku berhajat sepenuhnya pada-Mu akan air-Mu, kabulkanlah permohonanku”, demikian do’a sang semut kepada Allah s.w.t. Mendengar doa si semut maka Nabi Sulaiman a.s.kemudian segera memerintahkan rakyatnya untuk kembali pulang ke rumah masing masing dan berkata kepada rombongan kerajaan “Kita segera pulang, sebentar lagi Allah s.w.t. akan menurunkan hujan-Nya kepada kalian. Allah s.w.t. telah mengabulkan permohonan seekor semut”. Kemudian Nabi Sulaiman dan rombongannya pulang kembali ke kerajaan.
Dilain hari saat Nabi Sulaiman a.s. sedang berjalan-jalan mengecek keadaan rakyatnya Ia melihat seekor semut sedang berjalan sambil mengangkat sebutir buah kurma. Nabi Sulaiman a.s terus mengikutinya dan kemudian beliau memanggil si semut dan menanyainya: “Hai semut kecil untuk apa kurma yang kau bawa itu?. Si semut menjawab,” Ini adalah kurma yang Allah s.w.t. berikan kepada ku sebagai makananku selama satu tahun.” Nabi Sulaiman a.s. kemudian mengambil sebuah botol lalu ia berkata kepada si semut, “Wahai semut kemarilah engkau, masuklah ke dalam botol ini, dan aku telah membagi dua kurma ini dan akan aku berikan separuhnya padamu sebagai makananmu selama satu tahun. Tahun depan aku akan datang lagi untuk melihat keadaanmu”. Si semut taat pada perintah Nabi Sulaiman a.s.. Setahun telah berlalu. Nabi Sulaiman a.s. datang melihat keadaan si semut. Ia melihat kurma yang diberikan kepada si semut itu tidak banyak berkurang. Nabi Sulaiman a.s. bertanya kepada si semut, “Hai semut mengapa engkau tidak menghabiskan kurmamu?”. Si semut menjawab “Wahai Nabiyullah, aku selama ini hanya menghisap air nya dan aku banyak berpuasa. Selama ini Allah s.w.t. yang memberikan kepadaku sebutir kurma setiap tahunnya, akan tetapi kali ini engkau memberiku separuh buah kurma. Aku takut tahun depan engkau tidak memberiku kurma lagi karana engkau bukan Allah Pemberi Rizki (Ar-Rozak), jawab si semut. “
Home » Kisah Teladan » Doa Seekor Semut
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar